
Uji Pigmen
ABSTRACT
Pigments are special molecules that can give the color. The purpose of this practice to known the reactions in pigmen and the best way to maintain the color of pigmen. Based on the results of the experiment obtained the results of cooking spinach with a closed pan has a lower pH and brownish green color darker than open pans. Every commodity of influence on acids, bases and metals has different results. The color of the meat after cooking is more brown than without cooking. Rotten meat produces ammonia gas but does not produce H2S gas. Preservation of the best meat of vitamin C using sodium nitrate because the color is not much different when before and after. Milk is increasingly silenced the more browning caused by maillard reactions and caramelization.
Keywords: caramelization,
maillard reactions, pigment
PENDAHULUAN
Penentuan mutu makanan ditentukan oleh
cita rasa, warna, tekstur, nilai gizi maupun sifat
mikrobiologinya. Warna dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan, selain itu warna dapat memberikan petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan seperti pencoklatan dan pengkaramelan. Warna makanan disebabkan oleh pigmen alam atau pewarna yang ditambahkan. Pigmen alam adalah segolongan senyawa yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Pigmen alam mencakup pigmen yang sudah terdapat dalam makanan dan pigmen yang terbentuk pada pemanasan, penyimpanan, atau pengolahan (De Man, 1997).
Umumnya zat warna alam terbentuk dari
kombinasi tiga unsur, yaitu karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi ada beberapa
zat warna yang mengandung unsur lain seperti nitrogen pada indigotin dan
magnesium pada klorofil. Jaringan tumbuhan seperti bunga, batang, kulit, kayu,
biji, buah, akar dan kayu mempunyai warna –
warna karakteristik yang disebut pigmen dalam botani (Lemmens dan Soetjipto,
1999).
Pigmen merupakan molekul
khusus yang dapat memunculkan warna. Pigmen mampu menyerap cahaya matahari
dengan menyerap dan memantulkannya pada panjang gelombang tertentu. Pigmen
dapat diperoleh dari tanaman atau hewan dan warna alami ini meliputi pigmen
yang terdapat dalam bahan atau terbentuk pada proses pemanasan, penyimpanan
atau pemrosesan (Winarno, 1997).
Warna dari suatu bahan pangan dapat
dijadikan sebagai faktor penentu mutu bahan pangan, seperti karakteristik dan
kesegarannya. Selain itu juga dapat digunakan sebagai indikator kematangan.
Pigmen adalah zat warna alami yang terdapat pada tumbuhan. Pigmen tergolong
dalam beberapa jenis yang salah satunya adalah klorofil, karotenoid,
antosianin, antoxantin, serta tanin. Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau
yang terdapat dalam kloroplas bersama dengan karoten dan xantofil (Winarno,
1997).
Pigmen klorofil banyak terdapat pada
sayuran berdaun hijau tua, seperti daun kangkung, bayam, daun singkong, daun
papaya, ataupun daun wortel, dan ubi merah,. Sedangkan buah-buahan yang banyak
mengandung karoten diantaranya pisang, papaya, mangga, dan buah berwarna kuning
tua. Makin tua warna hijau daun atau kuning pada buah dan sayuran, makin banyak
pula kandungan karotennya. Pigmen klorofil juga berfungsi sebagai anti oksidan,
anti kanker, dan banyak terdapat pada sayuran hijau, seperti seledri atau
bayam. Klorofil yang terdapat pada buah dan sayuran juga mengandung senyawa
lain, seperti karoten atau vitamin K yang berguna bagi tubuh. Dalam
perkembangan medis modern, klorofil juga dikembangkan secara industrial untuk
membersihkan dan menyembuhkan luka dan menghilangkan bau tubuh (Dwidjoseputro,
2005).
Tujuan dari praktikum uji pigmen ini untuk mengetahui reaksi-reaksi
yang terjadi pada pigmen dan mengetahui cara terbaik untuk mempertahankan warna
pigmen.
BAHAN
DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan antara lain batang pengaduk, beaker
glass, cawan alumunium, cawan petri, gas, hotplate, kompor, rak tabung reaksi, oven, panci
terbuka, panci tertutup, penjepit kayu, pH meter, pipet ukur, pipet
tetes, pisau stainless steel, dan tabung
reaksi.
Bahan
yang digunakan antara lain air,
akuades, asam asetat 50 ppm, asam cuka,
bayam, bawang merah, buncis, CaCl2 50 ppm, daging busuk,
daging segar, FeCl3 50 ppm, kertas, saring, larutan eber, MgCl2 50 ppm, Na nitrat,
Na nitrit, NaHCO3 50 ppm,
nanas, PbAc 5%, susu bubuk, terong vitamin C dan wortel.
Pengaruh Cara Pemasakan Terhadap Klorofil
Bayam diamati warna, pH dan teksturnya kemudian direbus selama
15 menit pada panci terbuka dan pada panci tertutup. Setelah itu diamati
kembali warna, pH dan teksturnya.
Pengaruh
Asam, Basa, dan Logam
Disiapkan tabung reaksi yang sudah berisi FeCl3 50
ppm, MgCl2 50 ppm, CaCl2 50 ppm, NaHCO3 50 ppm
dan asam asetat 50 ppm kemudian dimasukkan sampel nanas, buncis, bawang merah,
wortel dan terong ke dalam masing-masing larutan tersebut. Setelah itu diamati warna,
pH dan teksturnya dan dipanaskan selama 15 menit dan diamati kembali warna, pH
dan teksturnya.
Perubahan Warna Daging
Daging dipotong dengan pisau stainless steel
dan didiamkan selama 20 menit kemudian diamati warnanya.
Disiapkan tabung reaksi yang sudah dimasukkan akuades, kemudian
dimasukkam daging segar dan dipanaskan sampai mendidih. Terakhir, diamati
warnanya.
Uji Kesegaran Daging
- Uji Amoniak
Disiapkan tabung reaksi yang sudah berisi 5 mL
larutan eber kemudian dimasukkan daging busuk ke dalamnya tanpa masuk ke dalam
larutan tersebut (hanya menyentuh dinding.
- Uji H2S
Disiapkan daging busuk yang sudah diiris tipis dan
diletakkan di atas cawan petri. Daging busuk tersebut kemudian ditutup dengan
kertas saring dan ditetesi 3 tetes PbAc 5% diatasnya kemudian diamati.
Pengawetan
Warna Daging
Tabel 1. Pembuatan Larutan pada Pengawetan Warna Daging
Larutan |
Tabung
nomor |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
|
Na-nitrat (NaNO3) |
0,1 gram |
0,2 gram |
- |
- |
Na-nitrit (NaNO2) |
0,1 gram |
- |
0,2 gram |
- |
Vitamin C |
0,05 gram |
- |
- |
0,2 gram |
Akuades |
100 mL |
100 mL |
100 mL |
100 mL |
(Sumber:
Dokumentasi Pribadi, 2017)
Disiapkan larutan ke dalam tabung reaksi
sesuai dengan tabel diatas kemudian dimasukkan daging segar dan ditambahi 3
tetes asam cuka 95%. Didiamkan larutan tersebut selama 15 menit dan diamati
warnanya. Selanjutnya dipanaskan selama 15 menit dan diamati kembali
warnanya.
Pencoklatan
Pada Susu Skim Bubuk
Ditimbang susu bubuk sebanyak 10 gram ke dalam wadah alumunium, kemudian
dikeringkan didalam oven. Sampel susu tersebut kemudian diamati pada menit ke 0,10,
20, 30, 40, dan 60.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Cara Pemasakan Terhadap Klorofil
Bayam merupakan sumber
magnesium karen termasuk ke dalam sayuran hijau. Warna hijau ini berasal dari
klorofi yang merupakan pigmen yang terdapat dalam kloroplas bersama-sama dengan
karoten dan xantofil. Terdapat dua jenis klorofil yang berhasil diisolasi yaitu
klorofil a dan klorofil b dengan perbadingan 3:1. Klorofil a mengandung atom
magnesium yang diikat oleh nitrogen dari dua cincin pirol dengan ikatan kovalen
serta oleh duua buah atom nitrogen dari dua cincin pirol lai melalui ikatan
koordinat kovalen (Winarno, 1997). Praktikum
ini dilakikan dengan memanaskan bayam pada 2 panci yang bebeda, yang satu
dibiarkan terbuka dan satu lagi tertutup. Setelah direbus kedua sampel bayam
warnanya hijau kecoklatan hanya berbeda pada intensitas warnanya. Umumnya
klorofil pada sayuran bewarna hijau terang dan akan bewarna hijau kecoklatan
pada suasana asam. Perubahan ini diakibatkan oleh subsitusi magnesium oleh hidrogen
membentuk feofitin (klorofil yang kehilangan magnesium). Reaksi ini berjalan
cepat pada suasana asam (Winarno, 1997).
Selama pemasakan bayam
akan terbentuk asam-asam organik yang dapat menurunkan pH (Winarno, 1997).
Teori ini sesuai untuk bayam dengan perlakuan terbuka dimana pH menurun dari pH
awal. Namun pada praktikum kali ini bayam yang dimasak tanpa tutup memiliki
kenaikan pH menjadi (6,14). Sesuai dengan teori yang disebutkan di atas,
pemasakan bayam dengan tutup akan menahan asam organik yang terbentuk dan
menurunkan pH (6,03 dari 6,05).
Pengaruh Asam, Basa, dan Logam
Pigmen
yang terkandung dalam terong adalah antosianin sehingga terong tampak berwarna
ungu. Antosianin dapat lebih stabil dalam perlakuan asam dibandingkan pada perlakuan
netral atau basa. Faktor yang mempengaruhi stabilitas antosianin adalah pH,
temperatur, sinar dan oksigen, serta faktor lainnya seperti ion logam. Ion
logam yang sering ditemukan mengubah warna ialah Magnesium dan Almunium. Dengan
ion logam ini antosianin akan membentuk senyawa kompleks abu-abu violet.
Tekstur terong mengeras pada semua perlakuan. Semua larutan logam dan larutan
asam menurunkan pH terong ke dalam suasana asam. Namun tidak dengan larutan
basa dan aquades. Terong adalah sayur dengan suasana basa karena antosianin
yang terdapat pada terong berwarna ungu. Antosianin pada pH rendah (asam) akan
berwarna merah dan berwarna ungu atau violet pada pH tinggi (basa)
(Winarno,1997).
Data pengamatan diatas
agak melenceng dari teori yang ada, yang menyebutkan bahwa pengaruh asam pada
pigmen antosianin warnanya menjadi merah sesuai dengan sifat antosianin yang
apabila dalam kondisi asam akan berwarna merah sedangkan dalam larutan basa
berwarna ungu. Antosianin dapat lebih stabil dalam perlakuan asam dibandingkan
pada perlakuan netral atau basa. Hasil praktikum menunjukkan warna akhir
terongnya putih kekuningan berbeda dengan yang literatur katakan.
Pada Bawang merah hasil
yang didapatkan sebelum dilakukan perlakuan adalah warna bahan merah warna larutan
bening. Pada bawang merah pigmen yang dominan adalah antosianin jenis cyanidin.
Hasil praktikum pada pemanasan terbuka
mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat (putih) karena pigmen ini
peka terhadap panas dan dapat terdegradasi oleh panas.. Warna larutan yang
keruh disebabkan karena degradsi antosianin dipercepat dengan adanya oksigen
dan asam-asam organik yang dibebaskan selama pemanasan, tidak keluar dari
sistem dan kembali, lalu bereaksi mendegradasi pigmen antosianin pada bahan.
Hasil pada warna tersebut menyimpang dari teori, menurut Astawan (2008)
pemasakan sayuran yang mengandung pigmen antosianin lebih direkomendasikan
dilakukan secara tertutup untuk menjaga warna sayuran. Hal ini disebabkan
karena pigmen yang ada pada bawang merah larut dalam air dan pada pemanasan
terbuka air menguap keluar sistem sehingga warna larutan menjadi lebih keruh.
Selain itu, pigmen antosianin yang ada pada bahan bersifat larut dalam air,
sehingga ikut teruapkan. Pada pemanasan tertutup air tidak menguap ke luar
sistem sehingga warna larutan menjadi keruh dan warna bawang merah menjadi agak
pucat (putih).
Sampel yang mengandung pigmen klorofil
(buncis), setelah proses pemanasan pada suasana asam warna buncis menjadi
semakin hijau kecoklatan, hijau sedangkan pada suasana basa warna buncis
menjadi agak pudar. Hali ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa
pengaruh asam dan basa terhadap pigmen klorofil akan menyebabkan warnanya semakin tua jika larutan semakin asam, dan
menjadi hijau kekuningan jika semakin basa larutan (Poedjiadi, 1994).
Wortel
mengandung karatenoid. Karotenoid adalah suatu
kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, atau merah orange, yang ditemukan pada tumbuhan,
kulit, cangkang / kerangka luar (eksoskeleton) hewan air serta hasil laut
lainnya seperti molusca (calm, oyster, scallop), crustacea (lobster, kepiting,
udang) d an ikan (salmon, trout, sea beam, kakap merah dan tuna). Karotenoid
juga banyak ditemukan pada kelompok bakteri, jamur, ganggang dan tanaman hijau.
(Desiana, 2000). Sampel wortel ini warnanya sebelum dan sesudah
penambahan asam, basa dan logam cenderung sama dengan tanpa perlakuan.
Perubahan Warna Daging
Daging segar yang dipotong
memiliki warna merah keunguan dari mioglobin. Ketika berada didalam lingkungan
beroksigen, maka permukaan daging segar akan berwarna merah terang karena
terjadinya oksigenasi mioglobin menjadi oksimioglobin. Oksigen yang masuk
kedalam otot kemudian dipakai untuk reaksi biokimiawi didalam otot. Kondisi ini
menghasilkan gradien oksigen dari jenuh di permukaan sampai nol pada beberapa
cm didalam otot. Pada konsentrasi oksigen rendah (1-2%), atom fero (Fe+2)
akan teroksidasi menjadi feri (Fe+3) dan sisi ikatan keenam akan
berikatan dengan air membentuk metmioglobin berwarna coklat. Reaksi oksidasi
fero menjadi feri bersifat reversible dan juga terjadi pada bentuk mioglobin.
oksimioglobin yang merah terang dan metmioglobin yang berwarna coklat akan
menentukan intensitas warna daging (Syamsir, 2010). Daging yang dipanaskan
tampak perubahan warna menjadi merah pucat menuju coklat. Hal tersebut
dikarenakan pada saat oksimioglobin yang merupakan kompleks kovalen besi (II)
dengan mioglobin dipanaskan terbentuk Hemikrom yang berwarna coklat dan protein
(globin) terdenaturasi Fe3+.
Pada daging segar warna
daging tersebut ditentukan oleh myoglobin. Myoglobin ini menunjukkan warna
merah keunguan, bersifat larut dalam air dan larutan garam encer serta bagian
dari protein sarkoplasma (Herudiyanto,2006). Pada praktikum kali ini, diamati
warna kesegaran daging tanpa perlakuan dan daging yang dipanaskan. Daging tanpa
perlakuan mengalami perubahan, daging yang didiamkan di udara terbuka tersebut
berubah menjadi merah pucat karena oksigenasi mioglobin menjadi oksimioglobin
(Herudiyanto,2006).
Uji Kesegaran Daging
- Uji Amoniak
Daging dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang berisi larutan eber. Larutan eber tersebut terdiri dari
campuran eter dan etanol. Penggunaan eber pada uji kesegaran daging akan
mengeluarkan asap putih yang merupakan NH3 yang menguap dan keluar
jika daging tidak segar lagi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terbentuk asap
putih, artinya sampel daging yang digunakan sudah tidak segar lagi.
- Uji H2S
Pada uji kesegaran H2S,
daging di tutup dengan menggunakan kertas saring. Kertas saring berguan untuk
meneteskan Pb-asetat 5% dan untuk memudahkan dalam mengamati perubahan warna
yang terdapat pada kertas saring. Jiak terdapat noda-noda hitam atau kecoklatan
pada kertas saring tersebut berarti
terdapat H2S pada kertas saring tersebut, hal itu menandakan daging
tersebut tidak segar lagi. Pada daging segar dan beku, tidak terdapat noda
hitam pada kertas saring. Artinya daging yang kita uji coba masih segar atau
tidak memproduksi H2S. Pb-asetat yang ditambahkan dan H2S
akan membentuk endapan dengan reaksi :
H2S + (CH3COO)2Pb → PbS + 2CH3COOH
Noda-noda yang terdapat dalam kertas saring berwarna hitam tersebut
merupakan endapan PbS.
Pengawetan Warna Daging
Pada
percobaan, pengawetan warna daging dilakukan dengan penambahan larutan
pengawet, yaitu : Na-nitrat, Na-nitrit, Vitamin C, dan dengan penambahan
aquades. Penambahan asam cuka pada larutan
pengawet tersebut bertujuan untuk menurunkan pH. Tiap-tiap perlakuan yang
diberikan pada daging memberikan hasil yang berbeda-beda. Reaksi biologisyang
mereduksi nitart menjadi nitrit dan NO, yang mampu mereduksi feri menjadi fero.
Kemudian pigmen hem bereaksi dengan nitrit-hem disebut nitrosomyoglobin yang
berwarna merah, tetapi tidak begitu stabil dan bagian globulin terdenaturasi.
Dalam tabung reksi, campuran larutan pengawet denngan daging memberikan warna
yang berbeda-beda karena pigmen yang terkandung pada bagian yang menyebar. Pada
percobaan, yang paling baik digunakan untuk pengawetan warna daging adalah vitamin
C karena warna sebelum dan sesudah
didiamkan paling tidak pucat.
Pencoklatan Pada Susu Skim Bubuk
Reaksi
pencoklatan non-enzimatis yaitu karamelisasi, reaksi Maillard, dan pencoklatan
akibat vitamin C. namun hanya dibahas karamelisasi dan reaksi Maillard saja.
Warna coklat caramel didapat dari larutan sukrosa dengan ammonium bisulfate.
Larutan asam (pH 2 – 4,5) ini memiliki muatan negative. Terdapat tiga kelompok
caramel, yaitu karamelan, karamelen, dan karamelin yang masing-masing memiliki
bobot molekul berbeda (Fennema, 1996).
Warna
cokelat timbul karena berkurangnya ukuran globula lemak dan meningkatnya ukuran
misel kasein susu karena dilakukannya homogenisasi selama susu berada di dalam
sistem perpipaan tersebut. Berkurangnya ukuran globula lemak dan meningkatnya
ukuran misel kasein susu dapat merubah kemampuan susu memantulkan cahaya. Jika
timbul pencoklatan umumnya juga diikuti oleh peningkatan pH, atau karena adanya
penambahan gula, karena glukosa bersifat lebih reaktif terhadap suhu dan dapat
terkaramelisasi yang menyebabkan susu berwarna kekuningan (Lewis dan Heppell,
2000).
Susu bubuk ini semakin lama didiamkan semakin terjadi pencoklatan. Hal ini terjadi dikarenakan pencoklatan non enzimatis seperti reaksi maillard dan karamelisasi. Reaksi maillard adalah reaksi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer. Hasil reaksi ini berupa produk bewarna cokelat yang sering tidak dikehendaki pada proses pengeringan susu ini (Makfoeld, dkk, 2002).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum
didapatkan hasil pemasakan bayam dengan panci tertutup memiliki
pH lebih rendah dan warna hijau kecoklatan lebih gelap daripada panci terbuka.
Setiap komoditi pengaruhnya terhadap asam, basa dan logam memiliki hasil yang
berbeda-beda. Warna daging setelah pemasakan lebih coklat daripada yang tanpa
pemasakan. Daging busuk menghasilkan gas amoniak tetapi tidak menghasilkan gas
H2S. Pengawetan daging paling baik vitamin C menggunakan natrium
nitrat karena warnanya tidak jauh berbeda saat sebelum dan sesudah. Susu
semakin lama didiamkan semakin terjadi pencoklatan akibat reaksi maillard dan
karamelisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
deMan, John. M.1997. Kimia Makanan. Penerbit ITB,
Bandung.
Desiana. 2000. Ekstraksi Pigmen Karotenoid dari Limbah
Udang Windu. IPB, Bogor.
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Djambatan, Jakarta.
Fayle, S. E. dan J. A. Gerrard. 2002. The Maillard Reaction. The
Royal Society of Chemistry, Cornwall.
Fennema. 1996. Food Chemistry 3th
Edition. Marcel Dekker, New York.
Lemmens, R.H. dan N.W. Soetjipto.
1999. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 3: Tumbuh-Tumbuhan
Penghasil Pewarna dan Tannin. Prosea Indonesia, Bogor. Hal: 139-142.
Lewis dan Heppell. 2000. Continous Thermal
Processing of Foods Pasteurization and UHT Sterilization. Aspen
Publisher, Maryland.
Makfoeld, dkk. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Kanisius,
Yogyakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar
Biokimia. Penerbit UI-Press, Jakarta.
Syamsir, E. 2010. Keamanan Mikrobiologi Produk Olahan
Daging. Jurnal Kulinologi Indonesia.No.V hal.77-78.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia, Jakarta.
PDFnya disini
Kalau linknya bermasalah bisa hubungi aku lewat ig ya
Tidak ada komentar: