
Pembuatan Reagen dan Pengenalan Alat
1.1 Tujuan Percobaan
Untuk mengenal
nama dan fungsi alat.
1.2 Teori Percobaan
Dalam berbagai bidang,
pengenalan alat merupakan salah satu hal yang wajib harus ada, kegiatan
pengenalan alat sangatlah penting untuk menunjang hasil penelitian. Alat yang biasa ditemukan di
laboratorium memiliki berbagai macam alat yang terbuat dari kaca, pelastik,
karet, logam dan lain-lain. Dari berbagai alat tersebut memiliki bentuk dan
fungsi yang berbeda-beda salah satunya adalah peralatan tersebut ada yang
berfungsi sebagai wadah dan pengukuran volume.
Laboratorium
kimia merupakan tempat utama yang berfungsi untuk mengembangkan analisa
-analisa kimia. Laboratorium juga tempat para mahasiswa melakukan
percobaan-percobaan kimia. Dalam proses mengembangkan atau melakukan percobaan
kimia ada banyak alat-alat laboratorium yang digunakan praktikan dalam
perhitungan atau pengukuran kimia. Dalam hal ini, para praktikan harus mengenal
dan mengetahui fungsi alat- alat laboratorium kimia tersebut.
Kita harus
memperhatikan alat-alat laboratorium yang kita gunakan, karena alat-alat
tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan
semakin besar tingkat ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah
bagaimana menggunakan dan cara agar dapat membaca skala itu itu sendiri.
Pengenalan alat sangatlah penting, pengenalan penggunaan alat-alat tersebut
sangat penting agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik.
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat
tidak akurat, oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta
bahan harus dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium
kimia.
II. ALAT
1.
Buret terang dan
buret gelap
2.
Corong
3.
Erlenmeyer
4.
Tabung reaksi
5.
Labu ukur
6.
Gelas ukur
7.
Beaker Glass
8.
Pipet ukur
9.
Pipet volume
10.
Krustang/Gegep
Besi
11.
Mortar, Alu
12.
Pipet tetes
13.
Bulb pipet
14.
Batang pengaduk
15.
Penjepit kayu
16.
Rak tabung
17.
Spatula
18.
Kondensor
19.
Cawan alumunium
20.
Cawan porselen
21.
Spektrofotometer
22.
Desikator
23.
Klep
24.
Neraca analitik
25.
Kaki tiga
26.
Bunsen
27.
Kertas saring
28.
Mikropipet
29.
Mantel Heater
30.
Magnetic stirrer
31.
Waterbath
32.
Kuvet
33.
Tanur
34.
Oven
35.
Babcock
36.
Botol timbang
37.
Buret otomatis
38.
Google
39.
Ruang asam
III. PROSEDUR
3.1
Alat
1. Menggambarkan
alat-alat laboratorium
2. Mencatat
nama, fungsi dan keterangan
IV. HASIL PENGAMATAN
Tabel.1 Hasil Pengamatan
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
Ket
|
1
|
Buret terang dan buret
gelap
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Menghantarkan
volume yang sudah pasti namun dapat diubah-ubah, biasanya dipakai dalam
titrasi
Terdapat dua jenis
buret yaitu buret bening dan gelap. Buret gelap khusus untuk bahan yang mudah
teroksidasi
|
Ukuran 50 mL, Merk
Pyrex
|
2
|
Corong
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Memudahkan pada saat
memasukan cairan ke dalam suatu wadah yang bermulut kecil
|
|
3
|
Erlenmeyer
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Menghomogenkan larutan
dan untuk titrasi
|
Ukuran: 100 mL, 250 mL
|
4
|
Tabung reaksi
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Tempat menyimpan
sampel, pengenceran, dan wadah untuk mereaksikan dua atau lebih zat tertentu
|
|
5
|
Labu ukur
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Mengencerkan
larutan, membuat larutan dari zat padat untuk mendapatkan konsentrasi yang
tepat, pengukuran, dan pembuatan larutan baku dengan volume tertentu.
|
Grade A, Ukuran 50 mL,
Merk Iwaki
Terdapat ukuran: yaitu
25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml
|
6
|
Gelas ukur
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Fungsi:
mengukur volume suatu larutan atau cairan dengan berbagai ukuran volume yang
tidak memerlukan ketelitian yang tinggi
|
Grade A, ukuran
50 mL, merk Iwaki
Terdapat ukuran:
5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml
|
7
|
Beaker Glass
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Tempat
menampung larutan (untuk jangka waktu pendek), menimbang bahan yang akan
dianalisis, untuk memanaskan larutan, menguapkan pelarut, pemekatan, dan
melarutkan zat-zat
|
Ukuran 100 mL, Merk
Iwaki
Terdapat ukuran: yaitu
5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 150 ml, 200 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000
ml
|
8
|
Pipet ukur
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Mengukur
volume cairan dengan tepat untuk dipindahkan dari suatu wadah ke wadah lain
|
Grade A, Ukuran 10 mL,
Merk Iwaki
Terdapat ukuran: 1 ml,
5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml
|
9
|
Pipet volume
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Mengambil
cairan sesuai volume yang diinginkan secara tepat
|
Grade A, 10 mL merk
Iwaki
Terdapat ukuran: 5 ml,
10 ml, 15 ml, 20 ml, 25 ml, dan 50 ml
|
10
|
Krustang/Gegep Besi
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Untuk memindahkan benda
yang panas seperti cawan porselen
|
|
11
|
Mortar, Alu
|
Untuk membuat sampel
menjadi bubukm mencampur sampel dan mengencilkan ukuran sampel
|
||
12
|
Pipet tetes
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Mengambil zat cair
dalam jumlah kecil
|
|
13
|
Bulb pipet
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Menghisap larutan yang
akan diukur
|
|
14
|
Batang pengaduk
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Mengaduk
campuran-campuran, mengaduk untuk membantu pelarutan, dan untuk membantu
proses penuangan atau pemindaha
|
|
15
|
Penjepit kayu
|
Menjepit tabung reaksi
ketika dipanaskan
|
||
16
|
Rak tabung
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Menyimpan tabung reaksi
dalam jumlah banyak
|
|
17
|
Spatula
|
Mengambil bahan kimia
dalam bentuk padatan atau serbuk dengan jumlah kecil
|
||
18
|
Kondensor
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Untuk mendinginkan uap
destilasi
|
|
19
|
Cawan alumunium
|
Menyimpan komponen yang
akan diuji namun komponennya tidak reaktif
|
||
20
|
Cawan porselen
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Mereaksi zat dalam suhu
tinggi dan mengabukan kertas saring
|
|
21
|
Spektrofotometer
|
Untuk mengukur
absorbansi berdasarkan panjang gelombang
|
Merk: Optima SP-300
|
|
22
|
Desikator
|
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
Menyeimbangkan objek
dengan atmosfer terkontrol dan untuk menkonstankan kadar air
|
|
23
|
Klep
|
Memegang buret yang
digunakan saat titrasi dan untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi
|
||
24
|
Neraca analitik
|
Menimbang zat padat
secara teliti, zat yang spesifik, dan higroskopik
|
||
25
|
Kaki tiga
|
Untuk menyangga
segitiga porselen atau kawat kasa ketika memanaskan alat atau bahan
|
||
26
|
Bunsen
|
Untuk sumber panas,
memanaskan air dan larutan dengan bantuan kaki tiga dan kawat kasa diatasnya
|
||
27
|
Kertas saring
|
Sumber:
Google
|
Untuk memisahkan
partikel suspensi dengan cairan ,atau untuk memisahkan antara zat terlarut
dengan zat padat desikator yang berguna untuk mengeringkan padatan.
|
|
28
|
Mikropipet
|
Untuk memipet dengan
ukuran mikro dan presisi
|
||
29
|
Mantel Heater
|
Untuk tempat pemanasan
labu lemak
|
||
30
|
Magnetic stirrer
|
Untuk mengaduk larutan
dengan bantuan magnet
|
||
31
|
Waterbath
|
Sumber:
Google
|
Untuk memanaskan
larutan dengan suhu yang konstan
|
|
32
|
Kuvet
|
Sumber:
Google
|
Tempat menyimpan
larutan untuk diukur absorbansinya pada spektrofotometer
|
|
33
|
Tanur
|
Untuk mengabukan kertas
saring
|
||
34
|
Oven
|
Mensterilisasi
alat-alat gelas yang tidak berskala, grafimetri, dan untuk memanaskan sampel
|
||
35
|
Babcock
|
Sumber:
Google
|
Untuk sentrifugasi
|
|
36
|
Botol timbang
|
Sumber:
Google
|
Untuk menimbang sampel
dan menetapkan kadar air dalam sampel
|
|
37
|
Buret otomatis
|
Sumber:
Google
|
Untuk menitrasi suatu
bahan secara otomatis
|
|
38
|
Google
|
Sumber:
Dokumentasi Pribadi
|
||
39
|
Ruang asam
|
Tempat transfer
bahan-bahan kimia dan biologi, dan tempat reaksi kimia yang menggunakan
bahan-bahan yang mudah menguap atau gas berbahaya sehingga keamanan bagi
analis dari paparan asam yang berbahaya dari suatu bahan atau reagent kimia
terjamin
|
V. PEMBAHASAN
Praktikum
kimia fisik dan analitik kali ini membahas mengenai alat dan bahan yang umumnya
sering digunakan di dalam laboratorium. Pada praktikum ini, telah tersedia
berbagai alat-alat laboratorium, setelah itu praktikan harus mengetahui
nama-nama alat dan bahan yang sudah tersedia di meja praktikum beserta
fungsi-fungsi semua alat tersebut.
1.
Buret terang dan buret gelap
Buret adalah alat yang terbuat dari
bahan gelas, memiliki skala untuk pengukuran volume, dan di bagian bawahnya
terdapat keran yang digunakan sebagai pengatur pengeluaran larutan dari dalam
buret. Keran buret terbuat dari teflon yang tidak memerlukan pelumas, namun
keran kaca lebih baik dilumasi tipis-tipis dengan gemuk keran (gemuk keran tidak
boleh mengandung silikon). Fungsi gemuk keran adalah menyumbat ujung buret,
untuk melumasi keran dapat melepaskan bagian tengah keran maupun dinding dalam
gendang keran. Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang sudah pasti
namun dapat diubah-ubah, biasanya dipakai dalam titrasi.
Terdapat dua macam buret, yaitu buret
bening dan buret gelap. Buret bening dapat digunakan untuk semua jenis cairan
atau larutan yang biasa digunakan untuk titrasi, sedangkan buret berwarna gelap
khusus untuk larutan, cairan atau bahan yang mudah teroksidasi jika terkena
cahaya matahari, bahan yang toksik, dan mudah bereaksi dengan oksidator. Contoh
zat yang dapat digunakan pada buret gelap adalah KMnO4.
Cara membersihkan buret yakni harus
dengan seksama untuk memastikan larutan mengalir ke bawah dengan seragam pada
dinding-dinding buret. Dapat menggunakan detergen encer panas dan menggunakan
alat penggosok sikat buret bertangkai panjang atau menggunakan larutan
pembersih minimal 3 kali. Buret yang tidak dipakai sebaiknya dibungkus koran
agar tidak berdebu. Dilarang meninggalkan larutan alkali dalam waktu yang cukup
lama sebab larutan alkali dapat merusak kaca, macetnya kran, hingga rusaknya
buret, saat melakukan titrasi harus dipastikan tidak ada gelembung udara.
Gelembung itu akan tercatat sebagai cairan yang diteteskan, jika gelembung itu
lolos maka titrasi akan mengalami kesalahan. (Underwood dkk, 2002).
2.
Corong
Corong merupakan alat yang berfungsi untuk memudahkan
pada saat memasukan cairan ke dalam suatu wadah yang bermulut kecil seperti
botol, labu ukur, atau buret. Fungsi lain dari corong yaitu membantu proses
pemisahan padatan dari larutannya dengan bantuan kertas saring. Corong terbuat
dari kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri
dari corong dengan tangkai panjang, sedang, dan pendek. Terdapat corong yang
bermulut lebar dan bermulut kecil, penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan
saat praktikum.
3.
Erlenmeyer
Labu
Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan, atau cairan. Labu Erlenmeyer
dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung akuades, dan kultivasi mikroba dalam kultur cair. Terdapat beberapa
pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya, yaitu 25 ml, 50 ml,
100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, dan 1.000 ml.
(Lestanto, 2013)
4.
Tabung reaksi
Tabung reaksi adalah alat yang berfungsi untuk tempat
menyimpan sampel, pengenceran, dan wadah untuk mereaksikan dua atau lebih zat
tertentu. Tabung reaksi terbuat dari gelas boroksilikat, soda, fiolax, dan
supermax dengan diameter 70-200 mm. Cara pembersihan tabung reaski yaitu dengan
menggunakan sikat tabung reaksi (korok) dan sabun cuci.
5.
Labu ukur
Labu ukur digunakan untuk mengencerkan
larutan, membuat larutan dari zat padat untuk mendapatkan konsentrasi yang
tepat, pengukuran, dan pembuatan larutan baku dengan volume tertentu dimana
alat ini mempunyai ketelitian lebih tinggi dari gelas ukur dan gelas kimia.
Kapasitas labu ukur yang digunakan pada praktikum kimia analitik ini adalah
labu ukur 100 ml dengan ketelitian 0,10 ml dan labu ukur 25 ml dengan
ketelitian 0,03 ml. (Sulistiowati, 2006).
Cara menggunakan labu ukur adalah larutan
yang akan diencerkan atau dipreparasi dimasukkan ke dalam labu kemudain
diencerkan dengan menambahkan pelarut sedikit demi sedikit hingga mencapai
tanda. Tutup labu ukur dengan penutupnya, tekan tutupnya sambil dikocok-kocok
dengan cara membolak-balikkan labu untuk memperoleh keadaan yang homogen
(Widodo, 2010). Alat ini berbentuk bulat di bagian dasar, leher panjang dan
memiliki tutup. Labu ukur terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas
karena dapat memuai. Jika hal ini terjadi maka garis yang menjadi skala ukuran
labu ukur tersebut dapat naik atau turun letaknya sehingga menjadi tidak
akurat. Setiap labu ukur memiliki tanda berupa garis merah yang berada pada
leher labu ukur. Tanda ini menunjukkan ukuran labu ukur tersebut. Labu ukur
hanya memiliki satu buah skala sehingga hanya dapat mengukur satu ukuran volume
saja. Alat ini tersedia dalam beberapa ukuran yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250
ml, 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml. Pada praktikum yang dilakukan, labu ukur
tersedia pada ukuran 10 ml, 25 ml, 50 ml, 250 ml, 1000 ml, dan 2000 ml.
Cara membersihkannya yaitu dengan
menggunakan zat pelarut awal atau larutan pembersih minimal 3 kali. (Underwood
dkk, 2002). Terdapat dua macam labu ukur diantaranya labu ukur bening dan labu
gelap. Labu ukur gelap terbuat dari bahan kaca yang berwarna coklat atau gelap.
Labu ukur ini berfungsi untuk larutan yang mudah teroksidasi dengan cahaya
matahari, contohnya KMnO4 dan I2.
6.
Gelas ukur
Berguna
untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer. Gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya
volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan. (Lestanto,
2013)
7.
Beaker Glass
Beaker glass
merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat
digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades, dan sebagainya.
(Lestanto, 2013).
8.
Pipet ukur
Pipet ukur merupakan alat yang terbuat dari bahan
gelas, memiliki keterangan skala pada badan pipet, ujung bawah mengerucut yang
merupakan tempat keluarnya zat, dan ujung atas digunakan bulb pipet untuk
menyedot dan mengeluarkan larutan dari pipet. Pipet ini digunakan untuk
mengukur volume cairan dengan tepat untuk dipindahkan dari suatu wadah ke wadah
lain. Terdapat beberapa ukuran pipet ukur yaitu 1 ml, 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50
ml, dan sebagainya. Dalam mengosongkan pipet, pipet berada pada posisi condong
dengan ujung pipet menempel di dinding wadah dan jari telunjuk menutup bagian atas
pipet. Jari telunjuk digunakan untuk mengatur keluarnya cairan dari pipet
dengan membuka dan menutup bagian atas pipet. Pengosongan dilakukan
pelan-pelan, setelah 15 detik ujung pipet ditekankan pada dinding 3 kali
(Widodo, 2010).
Cara
pembersihan pipet biasanya harus dibilas oleh air suling, bisa juga dengan
menggunakan larutan detergent hangat
ataupun dengan larutan pembersih lainnya.
9.
Pipet volume
Pipet
volume adalah alat laboratorium yang terbuat dari bahan kaca berbentuk seperti
pipa dengan bagian tengah yang menggelembung. Fungsi alat ini adalah untuk
mengambil cairan sesuai volume yang diinginkan secara tepat. Pipet volume
terdapat bagian yang menggelembung dibagian tengah pipet. Hal ini untuk
mengantisipasi terlewatinya batas pengambilan untuk cairan-cairan yang
berbahaya. Alat ini memiliki beberapa ukuran antara lain 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20
ml, 25 ml, dan 50 ml. Biasanya pipet volume memiliki suhu tertentu untuk
penyimpanannya karena jika disimpan di atas suhu tersebut maka pipet ini akan
mengalami pemuaian sehingga keakuratan pipet ini berkurang.
10.
Krustang/Gegep Besi
Krustang adalah alat yang terbuat dari logam berbentuk
seperti alat penjepit. Terdapat ukuran panjang dan pendek. Pada umumnya,
krustang digunakan untuk menjepit botol timbang dan gelas arloji saat
menimbang. Selain itu, krustang juga berfungsi sebagai alat bantu dalam
memindahkan botol timbang dari oven ke eksikator atau peralatan yang sudah
disterilisasi dan masih berada dalam kondisi panas.
11.
Mortar, Alu
Mortar
dan penumbuk (alu) digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan,
misal daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut. (Lestanto, 2013).
12.
Pipet tetes
Pipet tetes adalah alat yang digunakan untuk mengambil
zat cair dalam jumlah kecil (bertetes-tetes). Bentuk alat ini seperti tabung
kecil dengan ujung bawah meruncing dan terbuat dari kaca, dan ujung atasnya
berdiameter sama dengan badan pipet tertutup oleh karet penghisap yang
berbentuk seperti balon kecil. Teknik memegang pipet ini adalah dipegang dengan
tangan kanan. Ibu jari memegang karet pemompa untuk mengambil dan melepaskan
cairan dari pipet. Cara mengeluarkan cairan harus tetes demi tetes (Widodo,
2010).
13.
Bulb pipet
Filler
atau Bulb Pipet adalah alat untuk
menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai
bahan filler merupakan karet yang
resisten bahan kimia. Filler memiliki
3 saluran, yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan
udara dari gelembung. S (suction)
merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke
atas. Kemudian katup E (exhaust)
berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur. (Lestanto, 2013).
14.
Batang pengaduk
Batang pengaduk merupakan suatu batang kaca
berdiameter + 4 mm, dengan panjang yang bervariasi. Alat ini memiliki
fungsi untuk mengaduk campuran-campuran, mengaduk untuk membantu pelarutan, dan
untuk membantu proses penuangan atau pemindahan. Cara pembersihan batang
pengaduk dengan menggunakan sabun dan dibilas dengan air.
15.
Penjepit kayu
Penjepit kayu adalah alat yang terbuat dari kayu
sehingga tidak akan menghantarkan panas. Alat ini berfungsi untuk menjepit
tabung reaksi ketika dipanaskan.
16.
Rak tabung
Rak tabung reaksi adalah alat yang terbuat dari kayu
atau besi. Fungsi dari alat ini adalah untuk menyimpan tabung reaksi dalam
jumlah banyak. Rak tabung reaksi memiliki 12 lubang yang dapat digunakan untuk
menyimpan tabung reaksi. Rak ini biasanya
berukuran 20 x 10 cm. Di sebagian sisi terdapat 6 batang kayu yang berfungsi
sebagai tempat tabung reaksi ketika di keringkan. Terdapat cekungan kecil pada
alas rak yang bertujuan agar tabung reaski tidak tergelincir ketika disimpan.
17.
Spatula
Spatula ada dua jenis yaitu spatula
plastik dan spatula logam. Spatula plastik berfungsi untuk mengambil zat
kristal. Spatula logam berfungsi untuk mengambil zat-zat yang tidak bereaksi
dengan logam (Yulianti dan Satuhu, 2012)
18.
Kondensor
Sebagai pendingin (mendinginkan uap
panas) ketika air dialirkan ke dalam kondensor untuk mendinginkan dalam proses
ekstraksi atau penyulingan
19.
Cawan alumunium
Cawan aluminium merupakan alat yang
terbuat dari besi khusunya aluminium. Cawan ini digunakan untuk wadah menyimpan
komponen yang akan diuji namun komponennya tidak reaktif.
20.
Cawan porselen
Fungsi dari Cawan Porselin adalah
untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi, mengabukan kertas saring, menguraikan
endapan dalam gravimetric sehingga menjadi bentuk stabil.
21.
Spektrofotometer
Menurut Cairns (2009),
spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada
panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk.
22.
Desikator
Desikator adalah alat yang terbuat dari kaca,
terkadang logam atau plastik berbentuk panci bersusun dua yang bagian bawahnya
diisi bahan pengering seperti silika gel. Silika gel berfungsi untuk menyerap
cairan yang terdapat dalam bahan yang dimasukkan ke dalam desikator. Pengering
silika gel biasanya diberi indikator warna biru yang kering dan jika telah
mengikat uap air warna akan berubah menjadi ungu. Silika gel yang sudah jenuh
dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan
suhu 100oC. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang
terbuat dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat-alat gelas. Fungsi
dari desikator adalah untuk menyeimbangkan objek dengan atmosfer terkontrol.
Antara wadah dan bagian tutupnya harus diberi vaselin agar tidak ada udara yang
masuk atau keluar dan cara membukanya adalah dengan menggeser tutupnya ke arah
samping.
23.
Klep
Klep yang digunakan di laboratorium adalah alat yang
terbuat dari besi atau baja. Fungsi dari alat ini adalah untuk memegang buret
yang digunakan saat titrasi dan untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi.
24.
Neraca analitik
Neraca analitik merupakan alat penimbang sampai pada
tingkat miligram. Fungsi alat ini adalah untuk menimbang zat padat secara
teliti, zat yang spesifik, dan higroskopik. Namun kapasitas untuk bahan yang
akan ditimbang harus kecil agar tidak merusak alat. Kapasitas maksimal untuk
timbangan analitik adalah 1000 gram.
25.
Kaki tiga
Kaki tiga dalam alat laboratorium
adalah besi yang mempunyai 3 kaki yang memiliki fungsi sebagai penyangga ring.
Fungsi kaki tiga adalah sebagai penahan kawat kasa dan penyangga ketika proses
pemanasan.
26.
Bunsen
Bunsen digunakan untuk memanaskan larutan dan dapat
pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.
27.
Kertas saring
Fungsi kertas saring adalah untuk
memisahkan partikel suspensi dengan cairan ,atau untuk memisahkan antara zat
terlarut dengan zat padat desikator yang berguna untuk mengeringkan padatan.
Bila pada suatu penyaringan diperukan
cairannya, sebaiknya digunakan kertas saring yang dilipat ganda. Penyaringan
akan berlangsung lebih cepat, karena permukaan penyaring-an lebih luas.
Pilihlah
kertas saring dan corong yang serasi. Ujung kertas saring yang berlipat berada
kira-kirar 10 mm di bawah ping-giran atas corong. Misalkan untuk kertas saring
yang berdiameter 120 mm, gunakanlah corong yang berdiameter 100 120 mm.
28.
Mikropipet
Mikropipet
adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1.000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1-20 µl atau mikropipet yang
tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya
mikropipet 5 µl. Penggunaan mikropipet memerlukan tip. (Lestanto, 2013)
29.
Mantel Heater
Heating mantle
atau isomantle adalah istilah untuk bagian tertentu peralatan
laboratorium digunakan untuk menerapkan panas ke kontainer, sebagai alternatif
bentuk lain dari mandi air panas. Berbeda dengan alat pemanas lainnya, seperti
kompor listrik atau pembakar Bunsen, wadah gelas harus ditempatkan dalam kontak
langsung dengan mantel pemanas tanpa secara substansial meningkatkan risiko
dari gelas pecah, karena elemen pemanas mantel pemanas terisolasi dari wadah
sehingga untuk mencegah gradien suhu yang tinggi.
Heating mantle
mungkin memiliki berbagai bentuk. Dalam pengaturan umum, kabel listrik yang
tertanam dalam sepotong kain yang bisa membungkus termos. Saat ini disediakan
untuk perangkat, dan karenanya suhu dicapai, diatur dengan sebuah rheostat.
Jenis mantel pemanas cukup berguna untuk mempertahankan suhu dimaksudkan dalam
corong pemisah, misalnya, setelah isi reaksi telah dihapus dari sumber panas
primer.
30.
Magnetic stirrer
Sebuah pengaduk magnetik atau mixer
magnetik adalah perangkat laboratorium yang menggunakan medan magnet berputar
untuk menyebabkan batang pengaduk direndam dalam cairan berputar sangat cepat,
sehingga aduk. Bidang berputar dapat dibuat baik oleh magnet berputar atau satu
set elektromagnet stasioner, ditempatkan di bawah kapal dengan cairan. Pengaduk
magnetik sering termasuk hot plate atau beberapa cara lain untuk pemanas
cairan.
31.
Waterbath
Waterbath
adalah oven atau bisa disebut penangas air yang fungsi utamanya untuk
menciptakan suhu yang konstan . merupakan wadah yang berisi air yang bisa
mempertahkan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang
ditentukan.
32.
Kuvet
Kuvet spektrofotometer adalah suatu
alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis.
Kuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung
empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm.
Kuvet harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
- Tidak berwarna sehingga
dapat mentransmisikan semua cahaya
- Permukaannya secara
optis harus benar-benar sejajar
- Harus tahan (tidak
bereaksi) dengan bahan-bahan kimia
- Tidak boleh rapuh
- Mempunyai bentuk
(design) yang sederhana
33.
Tanur
Tanur digunakan untuk mengabukan
kertas saring dalam cawan porselen, memiliki suhu yang tinggi hingga 10000C.
34.
Oven
Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan
udara panas kering, di mana oven berfungsi untuk mensterilisasi alat-alat gelas
yang tidak berskala, grafimetri, dan untuk memanaskan sampel. Prinsip dari oven
ini sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas kering.
Umumnya untuk mensterilisasi alat-alat gelas, suhu yang digunakan adalah 180oC.
35.
Babcock
Babcock digunakan ntuk menetapkan
kadar lemak cara basah menggunakan babcock, dengan cara sample yang sudah
ditimbang diasukan kedalam botol babcock kemudian ditambahkan H2SO4
pekat untuk merusak emulsi leak sehingga lemak akan terkumpul menjadi satu pada
bagian atas cairan dengan cara di sentrifuge. Rusaknya emulsi lemak dikarenakan
H2SO4 merusak bagian film yang menyelimuti globula lemak
yang biasanya terdiri dari senyawa protein.
36.
Botol timbang
Botol timbang untuk menimbang sampel
dan digunakan untuk penentuan kadar air dengan menggunakan metode oven. Cara
kerjanyapun relatif sederhana, yaitu sampel ditimbang dalam jumlah tertentu
menggunakan botol timbang ini, kemudian dipanaskan dengan oven pada temperatur
dan waktu tertentu, setelah selesai pemanasan tersebut maka ditimbang lagi
berat akhirnya. Pengurangan berat inilah yang nanti dirumuskan sebagai % kadar.
Karena dalam kegiatan analisa kadar air sampel yang dianalisa terkadang banyak,
maka perlu dibedakan antara botol satu dengan yang lainnya. Untuk hal tersebut
dalam setiap botol timbang tersebut bisa kita tandai dengan penomoran atau
abjad yang berbeda. Botol ini juga disertai dengan tutup yang diperuntukkan
untuk analisa sampel yang mudah menguap. Untuk bahan yang digunakan pada botol
ini biasanya adalah borosilicate mengingat botol ini selalu terkena
paparan panas pada saat analisa.
Salah satu brand botol timbang yang
ternama adalah DURAN, Untuk brand tersebut ada 2 tipe untuk botol ini yaitu
tipe flate shape dimana untuk botol timbang jenis ini bentuknya pendek. Ada 4
pilihan volume untuk botol timbangan flate shape ini yaitu 5 ml ; 15 ml ; 30 ml
dan tentunya setiap volume tersebut berbeda secara dimensi satu dengan yang lain
baik dari diameter botol ataupun ketinggian botol.
37.
Buret otomatis
Fungsi buret adalah meneteskan
sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada
eksperimen titrasi. Pengukuran buret sangatlah akurat, dibandingkan gelas ukur
maupun pipet tetes. Oleh karena ketelitian buret yang tinggi, kehati-hatian
pengukuran volume dengan buret sangatlah penting untuk menghindari kesalahan
sistematik, dengan adanya buret otomatis lebih memudahkan kita dalam bekerja
tanpa harus membaca skala pada buret.
38.
Google
Clear safety
glasses/goggles merupakan alat berupa kacamata khusus yang
melindungi bagian mata praktikan sehingga keselamatan praktikan terjamin selama
berada di laboratorium. Fungsi dari kacamata khusus ini adalah melindungi mata
dari percikan larutan kimia, panas, dan debu ketika sedang mereaksikan bahan
kimia.
39.
Ruang asam
Ruang asam berfungsi untuk tempat
transfer bahan-bahan kimia dan biologi, dan tempat reaksi kimia yang
menggunakan bahan-bahan yang mudah menguap atau gas berbahaya sehingga keamanan
bagi analis dari paparan asam yang berbahaya dari suatu bahan atau reagent
kimia terjamin. Bahan-bahan berbahaya yang digunakan di ruang ini misalnya asam
sulfat, asam klorida, eter, dan asam perklorat. Ada tiga komponen kimia yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ruang asam, yaitu tahan terhadap bahan
kimia organik sebagai pelarut organik, tahan terhadap bahan kimia yang bersifat
korosif seperti asam dan basa, dan tahan terhadap ledakan.
VI. KESIMPULAN
· Pengetahuan mengenai alat laboratorium
beserta fungsinya sangatlah penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin
terjadi dan untuk memaksimalkan fungsi alat.
· Sebelum menggunakan peralatan laboratorium
dalam praktikum kimia analitik perlu diketahui fungsi, kegunaan dan prinsip
kerja alat dari masing-masing alat.
· Sebagian besar alat gelas tersedia dengan
warna yang gelap yang digunakan untuk zat atau bahan mudah rusak jika terpapar
cahaya.
· Alat ukur kuantitatif memiliki ketelitian
yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Cairns
D. (2009). Essentials of Pharmaceutical Chemistry Second Edition (Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua).
Penerjemah : Puspita Rini. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hendaryono
D. P. S. dan Wijayani, Ari. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.
Lestanto Unggul.
Dasar-dasar Praktikum Mikrobiologi. Tangerang: Universitas Terbuka.
Sulistiowati. 2006. Verifikasi Alat. Sekolah Menengah Analis
Kimia Bogor : Bogor.
Underwood,
dkk. 2002. Analisis Kimia Kuntitatif.
Edisi keenam. Penerjemah Iis Sopyan. Penerbit PT. Erlangga, Jakarta.
Widodo
D. S., Lusiana R. A. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Yulianti,
Sri dan Satuhu, Suyanti. 2012. Minyak Atsiri. Depok: Penerbit Swadaya.
Kalau linknya bermasalah bisa komen di bawah atau kontak aku di ig ya
Tidak ada komentar: