Pengamatan Bentuk Bakteri, Kapang dan Khamir
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut bentuk dan
struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk hidup bersel
banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat terlihat dengan
mata kita, karena panca indra manusia memiliki
kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena itu
banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan pengamatan
itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu
yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang
tidak bisa dilihat dengan mata, terutama dalam bidang kedokteran dan biologi
adalah mikroskop dalam (bahasa latin mikro diartikan kecil sedangkan scopium
berarti penglihatan). Mikroskop sering digunakan untuk, meningkat kemampuan
daya pisah atau lihat seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati obyek
yang sangat halus dan tidak dapat terlihat oleh mata terbuka (Dwidjoseputro,
1984).
Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun
mati.Pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenal nama bakteri, pengenalan
sifat fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal
nama spesies. Bagian-bagian sel dapat dilihat dengan terlebih dahulu memberi
warna dimana warna bisa bersifat asam, netral, maupun basa (Dwidjoseputro, 1984).
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram
positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada
umumnya bakteri gram negatif lebih tahan terhadap aktivitas antimikroba
dibandingkan dengan bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan ini disebabkan
karena perbedaan komponen penyusun dinding sel (Rahayu, 2000).
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri
dari 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70 % berat kering dinding sel
bakteri. Murein adalah senyawa yang tersusun dari N-asetil glukosamin dan
N-asetil asam muramat yang terikat oleh ikatan 1,4-β-glikosida. Senyawa lain
penyusun dinding sel gram positif adalah polisakarida yang terikat secara
kovalen, dan asam teikoat yang sangat spesifik. Sementara bakteri Gram negatif
memiliki 1 lapis rangka dasar murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat
kering dinding sel. Murein hanya mengandung diaminopemelat, dan tidak
mengandung lisin. Di luar rangka murein tersebut terdapat sejumlah besar
lipoprotein, lipopolisakarida, dan lipida jenis lain. Senyawa-senyawa ini
merupakan 80 % penyusun dinding sel. Asam teikoat tidak terdapat dalam dinding
sel ini (Sumarsih, 2003).
Kapang merupakan mikroba yang tergolong dalam fungi, organisme lainnya yang
termasuk dalam fungi adalah khamir dan jamur (Lay, 1994). Menurut Pelczar
(1958) bagian terbesar suatu kapang secara potensial mampu untuk tumbuh dan berkenbang
biak. Inokulasi fragmen yang kecil sekali pada medium sudah cukup untuk memulai
individu baru. Hal ini diperoleh dengan menanamkan inokulan pada agar dengan
bantuan jamur transfer, suatu cara yang sama dilakukan untuk bakteri.
Perbedaannya adalah jamur yang dipakai untuk kapang itu lebih kaku dengan ujung
pipet agar dapat memotong amilum.
Ukuran sel
khamir (Yeast) lebih besar daripada kebanyakan
bakteri, tetapi khamir yang terkecil tidak sebesar bakteri yang paling besar,
khamir sangat beragam ukurannya yaitu berkisar antara 1-5 µm dengan lebar dan
panjang antara 5-30 µm atau lebih. Diameter bagian bakteri yang terkenal kurang
lebih 42 µm. Ukuran bakteri prokariot sangat jarang yang mampu mencapai ukuran
tersebut. Walaupun ukuran bakteri sangat kecil, namun dapat diukur dengan
relatif mudah dan tepat. Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi dengan
mikrometer okuler. Suatu piringan yang di ukir dengan garis-garis berjarak
sama. Jarak antara garis-garis tersebut ditentukan sebelumnya dengan
berpedomankan mikrometer pentas, suatu alat yang berfungsi sebagai mistar pada
kerja mikroskopik. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop okuler akan menampakan
garis-garis yang sudah diketahui ukurannya di atas mikroorganisme yang
diperiksa, sehingga panjang dan lebar sel dapat di tentukan dengan mudah
(Pelczar and Chan, 1958).
Pengukuran sel
jasad renik tidak dapat dilakukan secara langsung seperti mengukur benda dengan
meteran, tetapi harus menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer.
Pengukuran diameter, panjang dan lebar suatu jasad renik akan diperoleh volume
atau berat sel (Suryawina, 1986).
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat membedakan bentuk bakteri, kapang dan khamir.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Bakteri
Bakteri merupakan
organisme paling sederhana yang hidup di bumi saat ini (Raven, 2002: 679). Raven juga menjelaskan bahwa bakteri merupakan organisme yang paling melimpah
di bumi, serta satu-satunya kelompok organisme prokariota yang masih ada.
Bakteri pada umumnya
mempunyai ukuran sel 0,5-1,0 µm kali 2,0-5,0 µm. Menurut
Salton (1974) dalam Fardiaz (1989), berikut adalah fungsi dan struktur
permukaan pada bakteri:
Struktur
|
Fungsi
|
Komposisi Kimia
|
Flagela
|
Pergerakan
|
Protein
|
Pili
|
Saluran konyugasi
Adhesi sel
|
Protein
|
Kapsul dan komponen
ekstraseluler
|
Pelindung
Reseptor phage
Adhesi sel
|
Polisakarida, polipeptida
|
Dinding sel gram positif
|
Pelindung
Reseptor phage
|
Peptidoglikan, asam teikhoat
|
Dinding sel gram negatif
|
Pelindung
Permeabilitas
Reseptor phage
|
Peptidoglikan, lipopolisakarida,
lipid, protein
|
Membran plasma dan mesosoma
|
Permeabilitas
Biosentesa
Transpor elektron
Partisi khromosoma
|
Lipid, protein
|
Menurut bentuknya
bakteri dibagi menjadi:
1.
Coccus, bentuk bulat.
2.
Bacillus, bentuk batang.
3.
Spirilus, berbentuk spiral.
4.
Vibrio, berbentuk koma.
Bakteri coccus
dibedakan atas beberapa grup berdasarkan pengelompokan selnya, yang merupakan
salah satu sifat yang penting dalam identifikasi, yaitu:
1.
Diplococcus :
sel berpasangan.
2.
Streptococcus : rangkaian sel membentuk rantai panjang atau pendek.
3.
Tetrad :
empat sel membentuk segi empat.
4.
Stapilococcus :
kumpulan sel yang tidak beraturan seperti buah anggur.
5.
Sarcinae :
kumpulan sel berbentuk kubus yang terdiri dari 8 sel atau lebih.
Menurut Fardiaz
(1989) “Bakteri berbentuk batang mungkin terdapat dalam bentuk berpasangan
(diplobacillus) atau membentuk rantai
(streptobacillus).”
2.2.
Kapang
Kapang adalah
kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi. Berikut adalah sifat-sifat umum
fungi menurut Fardiaz:
1.
Mempunyai inti sel.
2.
Memproduksi spora.
3.
Tidak mempunyai klorofil sehingga
tidak dapat melakukan fotosintesis.
4.
Dapat berkembang biak secara
aseksual maupun seksual.
5.
Beberapa mempunyai bagian-bagian
tubuh berbentuk filamen dengan dinding sel yang mengandung selulosa dan atau
kitin.
Kapang adalah fungi
multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah
dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Kapang terdiri dari thallus yang tersusun dari filamen yang bercabang (hifa).
Kumpulan dari hifa disebut miselium.
Kapang dibedakan
atas dua kelompok berdasarkan struktur hifanya, yaitu: hifa tidak bersekat atau
nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam
ruangan-ruangan, di mana setiap ruangan memiliki satu atau lebih inti sel.
Kapang yang tergolong septat termasuk kelas Ascomycotes, Basidiomycotes, dan
Deuteromycotes. Sementara kapang nonseptat termasuk kelas Zygomycetes dan
Oomycetes.
2.3.
Khamir
Khamir merupakan fungi uniseluler. Memiliki
ukuran dengan kisaran panjang 1 sampai 50 µm dan lebar 1-10 µm. Bentuk sel
khamir bermacam-macam yaitu bulat, oval, silinder, ogival, triangular, botol,
lemon, dsb.
III. METODELOGI
3.1 Alat
1.
Gelas
objek
2.
Jarum
Ose
3.
Mikroskop
4.
Pembakar
spirtus
3.2 Bahan
1.
Alkohol
95%
2.
Larutan
kristal violet
3.
Larutan
lugol
4.
Larutan
safranin
5.
Medium
PDA
6.
Minyak
imersi
7.
Suspensi
bakteri yoghurt dalam medium NB
8.
Suspensi
khamir (fermipan)
3.3 Prosedur
a.
Pengamatan Bentuk Bakteri (Pewarnaan
Gram)
1. Dibersihkan
gelas objek dengan kapas yang sudah diberi alkohol, lalu dikeringkan.
2. Diambil
satu ose suspensi bakteri secara aseptik dan dioleskan pada gelas objek setipis
mungkin.
3. Dilakukan
fiksasi (pelekatan) dengan cara melalukan gelas objek di atas api secara cepat.
4. Diteteskan
pewarna kristal violet di atas film pada objek gelas dan dibiarkan selama satu
menit.
5. Dibilas
dengan air keran dengan cara memegang gelas objek pada posisi miring.
6. Dibuang
sisa air yang tertinggal dan dikeringkan.
7. Ditetesi
dengan lugol selama satu menit, dicuci kembali dengan air dan dikeringkan.
8. Digunakan
alkohol 95% selama 10-20 detik untuk menghilangkan warna pada objek gelas
sampai warna tidak luntur lagi, dicuci kembali dengan air dan dikeringkan.
9. Diwarnai
lagi dengan larutan safranin selama 0-20 detik. Dibilas dengan air dan
dikeringkan.
10. Diperiksa
di bawah mikroskop menggunakan lensa obyektif minyak imersi dan gambarkan
bentuk bakteri.
b.
Pengamatan Bentuk Kapang
1.
Dibersihkan gelas objek dengan kapas yang
sudah diberi alkohol, lalu dikeringkan.
2.
Cawan petri dialasi kertas saring. Dalam
cawan petri ini diletakkan gelas obyek dan kaca penutup. Alat ini kemudian
disterilkan.
3.
Diteteskan media agar PDA di atas gelas
obyek dan dibiarkan hingga membeku.
4.
Dipotong agar 4 bagian, lalu diolekan
vaselin pada tiga bagian sisi kaca penutup agar memberikan suasana aerob.
5.
Ditetesi aquades steril ke atas kertas
saring yang ada di dalm cawan petri untuk memberikan suasana lembab.
6.
Mikrokultur tadi dieramkan selama 24-48
jam pada suhu kamar (240C).
7.
Diperiksa di bawah mikroskop.
c.
Pengamatan Bentuk Khamir
1.
Dibersihkan gelas objek dengan kapas yang
sudah diberi alkohol, lalu dikeringkan.
2.
Diambil satu ose suspensi khamir secara
aseptik dan dioleskan pada gelas objek setipis mungkin.
3.
Diamati bentuk khamir di bawah mikroskop.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.
Pengamatan Bentuk Bakteri, Kapang, dan Khamir
Kel.
|
Mikroorganisme
|
Gambar
|
Bentuk dan Keterangan
|
5
|
Bakteri
(Streptococcus thermophillus)
|
-Bentuk
: bulat/coccus
-Warna
: ungu tua
-Gram
positif
-Berkelompok
seperti anggur
|
|
6
|
Bakteri
(Streptococcus thermophillus)
|
-Bentuk
: bulat/coccus
-Warna
: ungu tua
-Gram
positif
-Berkelompok
seperti anggur
|
|
7
|
Bakteri
(Streptococcus thermophillus)
|
-Bentuk
: bulat/coccus
-Warna
: ungu tua
-Gram
positif
-Berkelompok
seperti anggur
|
|
8
|
Bakteri
(Streptococcus thermophillus)
|
-Bentuk
: bulat/coccus
-Warna
: ungu tua
-Gram
positif
-Berkelompok
seperti anggur
|
|
1-4
|
Kapang
(Rhizopus sp)
|
-Bentuk:
spiral (spirillium)
-Warna:
Putih abu
|
|
9
|
Khamir
(Saccaromyces cereviceae)
|
(Sumber: dokumen pribadi, 2017)
|
-Bentuk
: bulat/coccus
-Warna
: transparan
|
10
|
Khamir
(Saccaromyces cereviceae)
|
-Bentuk
: bulat/coccus
-Warna
: Putih abu
|
|
11
|
Khamir
(Saccaromyces cereviceae)
|
-Bentuk
: bulat/coccus
-Warna
: transparan
|
Menurut Buckle (1885), mungkin kelompok mikroorganisme yang paling penting dan beraneka ragam, yang berhubungan dengan makanan dan manusia adalah bakteri. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan dtau dapat melangsungkan fermentasi yang menguntungkan.
Bakteri adalah mikroorganisme bersel
tunggal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi dengan bantuan mikroskop,
mikroorganisme tersebut akan nampak. Ukuran bakteri berkisar antarapanjang 0,2
sampai 10 mikrometer dan lebar 0,5 sampai 2,5 mikro tergantung dari jenisnya.
Walupun terdapat beribu jenis bakteri , tetapi hanya beberapa karakteristik
bentuk sel yang ditemukan yaitu:
1)
bentuk bulat atau cocci (tunggal = coccus)
2)
Bentuk batang atau bacili (tunggal = bacilus)
3)
Bentuk spiral atau spirilli (tunggal=spirillum)
4)
Bentuk koma atau vibrios (tunggal = vibrio)
Sel-sel ini dapat dijumpai dalam keadaan
tunggal, berpasangan, tetrad, kelompok kecil, gerombolan atau rantai (Buckle
dkk, 1985)
Menurut Fardiaz (1992), Jenis – jenis bakteri
koki gram positif adalah famili Micrococcaceae dan famili Streptococcaceae.
Famili Micrococcaceae bersifat aerobik dan katalase positif sedangkan Streptococcaceae
bersifat katalase negatif, berbentuk kokus dalam rangkaian membentuk rantai
atau tetrad. Bakteri ini tidak mempunyai beberapa atau semua komponen
sitokroma.
Pewarnaan gram merupakan salah satu
terknik pewarnaan terpenting didalam mikrobioolgi. Bakteri gram negatif
mengandung lipid, lemak atau susbstansi seperti lemak dalam presentase lebih
tingg daripada dikandung gram positif. Dinding sel bakteri gram negatif juga
lebih tipis daripada dinding sel bakteri gram positif. Bukti-bukti percobaan
menyarankan bahwa selama prosedur pewarnaan, perlakuan dengan etanol (alkohol)
terhadap bakteri gram negatif menyebabkan terekstrasinya lipid sehingga
memperbesar daya rembes atau permeabilitas dinding sel gram negatif (Pelczar,
1996).
Tabel 2.
Pewarnaan Gram, Reaksi yang Terjadi, dan Warna yang Terbentuk
No
|
Urutan Pewarnaan
|
Gram positif
|
Gram negatif
|
1
|
Warna violet kristal (VK), 1 menit
|
Sel berwarna violet biru
|
Sel berwarna violet biru
|
2
|
Larutan iodium (I), 1 menit
|
Terbentuk kompleks VK-I, sel berwarna violet-biru
|
Terbentuk kompleks VK-I, sel berwarna violet biru
|
3
|
Pencucian dengan alkohol
|
Dinding sel mengalami dehidrasi. Pori-pori berkerut, permeabilitas
menurun. Kompleks VK-I tidak dapat ke luar sel. Sel tetap berwarna violet
biru.
|
Lemak terekstraksi dari dinding sel, pori-pori membesar. Kompleks
VK-I tercuci keluar. Sel tidak berwarna
|
4
|
Safranin, 20 detik
|
Tidak berpengaruh, sel tetap berwarna violet biru
|
Sel menyerap zat warna sehingga berwarna merah
|
Sumber : Sukarminah dkk, 2016
Fungsi penambahan kristal violet
untuk mewarnai bakteri gram postif agar bewarna biru, penambahan lugol.larutan
iodium untuk mengkomplekskan warna biru pada gram positif. Pencucian dengan
alkohol berfungsi sebagai dekolorisasi atau pengjilangan zat warna pada bakteri
gram negatif agar selanjutnya dapat tewarnai dengan safranin. Fungsi safranin
untuk mewarnai bakteri gram negatif menjadi warna merah. Sehingga hasil akhir
yang didapatkan bakteri gram positif bewarna biru dan bakteri gram negatif
bewarna merah.
Dari hasil praktikum didapatkan
bakteri Streptococcus thermophillus bewarna ungu tua berbentuk bulat
mengelompok (Streptococcus) bewarna ungu tua yang menendakan bahwa bakteri
Streptococcus thermophillus bakteri gram positif.
4.2.2 Kapang
Kapang merupakan kelompok fungi yang
mempunyai filamen (miselium) dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat
karena penampakannya yang berserabut seperti kapas, warnanya putih hingga
berbagai warna (bila spora sudah tumbuh) tergantung spesies (Sukarminah dkk,
2009). Kapang merupakan mikroorganisme multiseluler yang dapat berkembang biak
secara seksual dan aseksual.
Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak: thalli) yang tersusun dari filamen bercabang yang disebut miselium.
Bentuk-bentuk spesifik miselium kapang menurut Sukarminah (2009):
1. Bentuk
rhizoid (Rhizopus).
2. Bentuk
footsel/sel kaki (Aspergillus)
3. Percabangan
bentuk Y (Geotricum)
Contoh-contoh
kapang diantaranya yaitu Rhizopus oryzae (kapang pada tempe), Aspergillus
wentii (kapang pada kecap), Neurospora sitophila (kapang pada
oncom), dan Penicillium (kapang pada antibiotik).
Pada
semua kelompok hanya didapatkan satu hasil yang terlihat pertumbuhan kapangnya,
dikarenakan dibandingkan pada prosedur bakteri dan khamir yang mikroorganismenya
dipindahkan ke gelas objek, pada percobaan kapang tidak sehingga diharapkan
kapang yang tumbuh, tumbuh dengan alami. Seharusnya kapang ditanami di agar
untuk dapat tumbuh dengan optimal sehingga kapang dapat tumbuh dan dapat
diamati.
Hasil
yang didapatkan kapang Rhizopus berbentuk spiral dan bewarna putih abu.
4.2.3 Khamir
Khamir
adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan 20 mikron.
Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri (Buckle dkk,
1985).
Sel
khamir sering dijumpai secara tunggal tetapi apabila anak-anak sel tidak
dilepaskan dari induknya setelah pembelahan maka akan terjadi bentuk yang
disebut pseudomiselium (Buckle dkk,
1985).
Sel
khamir pada praktikum kali ini yaitu Saccaromyces cereviceae
yang berbentuk bulat, sel khamir yang dilihat di bawah mikroskop pengerjaanya
hanya mengambil satu mata ose kemudian dioleskan pada gelas objek dan langsung
diamati di bawah mikroskop yang dinamakan preparat basah yaitu tanpa fiksasi
terlebih dahulu. Didapatkan hasil bentuk khamir berbentuk bulat dan cenderung
transparan.
V. KESIMPULAN
Pada praktikum pengamatan bentuk
bakteri, kapang, dan khamir dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Pengamatan bakteri, kapang, dan khamir
dapat dilihat dari warna, bentuk, dan pada saat dipembesaran mikroskop.
2.
Mikroorganisme mempunyai bentuk yang
berbeda-beda.
3.
Untuk mengidentifikasi pada mikroorganisme
dilakukan dengan pewarnaaan gram agar mudah untuk diamati dan mudah untuk
dibedakan.
4.
Pewarnaan gram ada 2 jenis yaitu :
pewarnaan gram positif dan pewarnaan gram negatif.
5.
Streptococcus
pada
pegamatan semua kelompok memiliki bentuk bulat dan merupakan bakteri gram
positif.
6.
Saccharomyces
pada
pengamatan semua kelompok memiliki bentuk bulat.
7.
Rhizopus
merupakan sampel dalam materi penumbuhan kapang berbentuk spiral.
DAFTAR
PUSTAKA
Buckle,K.A.,
J.A. Davey, M.J. Eyles, A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J. Stuttard.1989.
Foodborne Microorganisms of Public Health Significance. 4 ed .
AIFST(NSW Branch).Australia.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pelczar.
1996. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Depok: Universitas Indonesia.
Sukarminah, E. dkk. 2008. Mikrobiologi Pangan. Jatinangor:
Universitas Padjadjaran.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Sebutkan
kemungkinan jenis bakteri dan khamir sesuai dengan penglihatan di mikroskop
(dilihat dari bentuk dan pewarnaan gram)!
Bakteri
yang diamati adalah Streptococcus
thermphilus dilihat dari bentuknya yang steptococcus (berkelompok seperti
anggur) dan merupakan bakteri gram positif karena berwarna ungu tua. Khamir
yang diamati adalah Saccharomyces
cerevisae karena bentuknya oval.
2. Mengapa
pada bakteri harus dilakukan pewarnaan gram sebelum dilihat di bawah mikroskop?
Pewarnaan gram bertujuan untuk memperjelas pengamatan bakteri
karena ukuran bakteri sangat kecil rata-rata selnya
berukuran 0,5-1 x 2-5 µm. Mempermudah pengamatan organel bakteri yang bisa
diamati. Mempermudah proses identifikasi dan membedakan organisme dengan
ciri-ciri serupa.
3. Sebutkan
fungsi pewarna kristal violet dan safranin pada pewarnaan gram!
Kristal violet berfungsi sebagai cat primer untuk mewarnai bakteri.
Safranin sebagai zat pewarna tandingan merupakan cat
sekunder atau kontras berfungsi untuk memberikan warna bakteri non target, agar
bakteri yang catnya telah luntur dapat terwarnai.
PDFnya disini atau ini
Kalau linknya bermasalah bisa komen di bawah atau kontak aku di ig ya
PDFnya disini atau ini
Kalau linknya bermasalah bisa komen di bawah atau kontak aku di ig ya
Tidak ada komentar: