Aliran Massa Stasioner dan Tak Stasioner
ABSTRACT
Steady
state flow rate is the inlet flow rate equal to the outlet flow rate. Unsteady
state flow rate is the inlet flow rate equal to outlet flow rate plus the
accumulated x amount of (dx / dt V). In the operation of concentration or
dilution of a solution is unsteady state mass balance due to the accumulation
in the system. In the longer stirring concentration increased and in the
dilution decreases . From the results of the practice in lab, the relationship
between x (time) with y (ln((XF-X0/(XF-X))) is
the highest concentration of salt solution with value r2 is 0.9902
and the lowest at the concentration of sugar solution which is 0.5023.
Key
words: flow rate, steady state, unsteady state, 0Brix
ABSTRAK
Aliran
massa stasioner adalah laju alir masuk sama dengan laju alir keluar dan tidak
ada akumulasi bahan dan komponen di dalam sistem tersebut. Aliran massa tak
stasioner adalah laju alir masuk sama dengan laju alir keluar ditambah
akumulasi x sebesar (dx/dt V). Pada operasi pemekatan maupun pengenceran suatu
larutan yang terjadi adalah aliran massa tak stasioner karena terjadi akumulasi
dalam sistem. Pada pemekatan semakin
lama pengadukan semakin meningkat 0Brixnya dan pada pengenceran
semakin lama pengadukan semakin menurun 0Brixnya. Dari hasil
praktikum, keeratan hubungan antara x (waktu) dengan y (In((XF-X0)/(XF-X)))
tertinggi adalah pemekatan larutan garam dengan nilai r2 mendekati
satu yaitu 0.9902 dan yang terendah pada pemekatan larutan gula yaitu 0.5023.
Kata kunci: aliran massa, stasioner, tak
stasioner, laju alir, 0Brix
PENDAHULUAN
Aliran
massa adalah proses mengalirnya suatu bahan dalam proses pengolahan pangan.
Aliran massa terjadi dalam neraca massa dalam proses pengolahan pangan seperti
pencampuran, pemekatan, pengenceran dan sebagainya. Analisis jumlah aliran
massa bahan dalam setiap proses pengolahan pangan memerlukan prinsip neraca massa.
Menurut Wardana (2008), neraca massa adalah alat/tool untuk mendapatkan rincian
oerhitungan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk mendapat sejulah produk.
Dengan tool ini dapat diketahui adanya sejumlah kehilangan bahan dalam
meningkatkan efisiensi bahan baku.
Aliran
massa terbagi dua, yaitu aliran massa stasioner dan aliran massa tak stasioner.
Suatu sistem operasi dikatakan mempunyai aliran massa stasioner jika pada bahan
pada sistem operasi tersebut mengalir dengan laju tetap untuk setiap waktu
(Pauliza dkk, 2008), atau dengan kata lain laju alir masuk sama dengan laju
alir keluar dan tidak ada akumulasi bahan dan komponen di dalam sistem
tersebut.
F = P
XF.F = XP.P
Aliran massa tak stasioner adalah aliran
ketika laju alir masuk tidak sama dengan laju alir yang keluar. Faktor
terjadinya aliran tak stasioner dikarenakan adanya pertumbuhan komponen,
terjadinya pemekatan atau pengenceran komponen, atau karena danya reaksi kimia.
Pada aliran tak stasioner terjadi akumulasi di dalam proses pengolahan, seperti
peristiwa pergerakan dan sebagainya.
F = P + akumulasi
XF.F = XP.P
+ akumulasi
Laju
aliran massa (R) adalah ukuran yang menyatakan massa fluida yang melewati suatu
titik dalam suatu sistem fluida per satuan waktu (Umar, 2008).
Refraktometer
adalah alat yang digunakan untuk mengetahui indeks refraksi, kerapatan jenis
dan konsentrasi dari suatu zat terlarut misalnya mengukur kadar gula, kadar
urin dan protein dalam tubuh. Prinsip kerja refraktometer adalah memanfaatkan
refraksi cahaya polikromatis dari sinar lampu yang menyinari day light plate.
Sampel diteteskan pada day light plate, kemudian dikenakan cahaya
polikromatis dan selanjutnya diteruskan ke prisma. Oada prisma, cahaya
polikromatis diubah menjadi cahaya monokromatis, selanjutnya terjadi pemokusan
pada lensa. Cahaya monokromatis yang telah melewati lensa diteruskan ke
biomaterial skip sehingga tertera skala.
Derajat
Brix (0Brix) adalah penentuan bobot jenis dan konsentrasi gula dalam
sirup berdasarkan penelitian Balling pada tahun 1843 (Makfoeld dkk, 2002).
Derajat Brix merupakan satuan untuk menunjukkan konsentrai larutan gula atau
derajat kekentalan.
Koefisien
relasi (r) adalah koefisien yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas (x)
dengan variabel terikat (y). Interval nilai r adalah nol sampai satu. Semakin
mendekati satu maka semakin menunjukkan hubungan yang erat antara variabel
bebas dan variabel terikat, maka semakin besar pengaruh x terhadap y begitu
pula sebaliknya.
Koefisisen
determinasi (r2) adalah koefisien yang menunjukkan akurasi data yang
didapat. Nilai koefisien determinasi berada pada interval nol sampai satu.
Apabila nilai r2 semakin mendekati satu maka semakin bagus data yang
didapatkan, sebaliknya apabila nilai r2 semakin mendekati nol maka
semakin tidak akurat data yang didapatkan.
METODELOGI
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan yaitu gula, garam dan air.
Alat yang digunakan yaitu satu set tangki pengaduk, stopwatch,
refraktometer, wadah penampung dan gelas penampung.
Prosedur
Dipasang peralatan tangki kontinyu dan alat
diujicoba dahulu sebelum digunakan. Dalam uji coba ditentukan volume maksimum
dalam tangki (V) ketika pengaduk sedang berjalan dan ditentukan laju alir input
(F mL/detik), output (R mL/detik) sehigga tercapai steady state F=R.
Pada operasi pemekatan, disediakan larutan gula atau
garam pekat pada tangki persediaan, sedangkan pada tangki pengaduk hanya berisi
air.
Pada operasi pengenceran, disediakan pada air tangki persediaan, sedangkan pada
tangki pengaduk berisi larutan gula atau garam pekat.
Operasi dijalankan dan pada bagian pengeluaran
diambil sampel setiap 15 detik setelah itu sampel diperiksa dengan
refraktometer untuk mendapatkan derajat Brix. Setelah data diolah dibuat grafik
perbandingan In((XF-X0)/(XF-X)) terhadap waktu (t).
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Secara
umum grafik yang paling tepat adalah grafik In((XF-X0)/(XF-X))
terhadap t karena persamaan ini didapat dari:
Apabila
yang digunakan grafik X 0Brix terhadap t maka koefisien relasi dan
koefisien determinasinya rendah sehingga hubungan antara x dan y tidak erat dan
data yang didapat tidak akurat dan juga tidak mengikuti persamaan diatas
sehingga hubungan antara y, x, slope dan intersep tidak diketahui bila
menggunakan grafik X 0Brix terhadap t.
Bila
tangki tidak ada pengaduk maka konsentrasi yang berada di dalam tangki tidak
sama dengan yang keluar karena larutan tidak tercampur dengan baik. Apabila
aliran umpan F tidak tetap dan menurun sepanjang waktu maka sistem operasi
tidak sama dan menyebabkan perubahan laju alir pada outlet.
Laju
alir pada percobaan dan teori pasti berbeda dikarenakan pada setiap waktunya
konsentrasi larutan berubah-ubah sehingga laju alirnya pun berubah-ubah karena
persamaan laju alir sangat bergantung pada waktu.
Pemekatan
Garam
Waktu (s)
|
X 0Brix
|
|
15
|
1.8
|
0.071744
|
30
|
2.1
|
0.084218
|
45
|
3.2
|
0.131336
|
60
|
3.9
|
0.162519
|
75
|
5
|
0.213574
|
90
|
5.8
|
0.252414
|
105
|
6.1
|
0.267377
|
120
|
6.9
|
0.308408
|
135
|
7
|
0.313658
|
150
|
7.5
|
0.340326
|
165
|
8
|
0.367725
|
180
|
8.9
|
0.419018
|
195
|
9.25
|
0.439698
|
210
|
10
|
0.485508
|
225
|
10
|
0.485508
|
240
|
10.01
|
0.486133
|
255
|
10.9
|
0.543402
|
270
|
11.1
|
0.556735
|
285
|
11.9
|
0.611922
|
300
|
11.9
|
0.611922
|
Slope : 0,0019
Intersep : 0.0562
Regresi (r2) :
0.9902
Koefisien relasi (r) : 0.9951
Slope : 0,0354
Intersep : 1,9881
Regresi (r2) :
0,9762
Koefisien relasi (r) : 0,9880
Pada operasi pemekatan garam
didapatkan koefisien determinan (r2) mendekati 1 yaitu 0,9902 yang
artinya data yang didapatkan dan mewakili hubungan x terhadap y dan data yang
didapatkan akurat dan hubungan antara x dan y erat.
Pengenceran
Garam
Tabel
2. Tabel Pengamatan Pengenceran Garam
Waktu (s)
|
X 0Brix
|
|
15
|
9.5
|
0.090514
|
30
|
8
|
0.262364
|
45
|
7.5
|
0.326903
|
60
|
7
|
0.395896
|
75
|
6.5
|
0.470004
|
90
|
6.5
|
0.470004
|
105
|
5.7
|
0.60134
|
120
|
5.6
|
0.619039
|
135
|
5.09
|
0.714528
|
150
|
5.05
|
0.722418
|
165
|
5
|
0.732368
|
180
|
3.9
|
0.980829
|
195
|
3.6
|
1.060872
|
210
|
3.5
|
1.089043
|
225
|
2.9
|
1.277095
|
240
|
2.5
|
1.425515
|
255
|
2.1
|
1.599868
|
270
|
2.05
|
1.623966
|
285
|
2
|
1.648659
|
300
|
1.9
|
1.699952
|
Slope : 0,0057
Intersep : -0,0052
Regresi (r2) :
0,9727
Koefisien relasi (r) : 0,9863
Slope : -0,0249
Intersep : 8,7203
Regresi (r2) : 0,9702
Koefisien relasi (r) : 0,9850
Pada operasi pemekatan garam
didapatkan koefisien determinan (r2) mendekati 1 yaitu 0,9727 yang
artinya data yang didapatkan dan mewakili hubungan x terhadap y dan data yang
didapatkan akurat dan hubungan antara x dan y erat.
Pemekatan
Gula
Tabel
3. Tabel Pengamatan Pemekatan Gula
Waktu (s)
|
X 0Brix
|
|
15
|
0
|
0
|
30
|
0.9
|
0.018091
|
45
|
1.7
|
0.034451
|
60
|
4.7
|
0.098303
|
75
|
3.4
|
0.070132
|
90
|
8
|
0.173595
|
105
|
10.6
|
0.237186
|
120
|
11
|
0.247338
|
135
|
5
|
0.104918
|
150
|
5.5
|
0.116042
|
165
|
5.7
|
0.120526
|
180
|
6.55
|
0.139812
|
195
|
6.6
|
0.140958
|
210
|
7.4
|
0.159477
|
225
|
7.55
|
0.162988
|
240
|
8.4
|
0.183119
|
255
|
8.9
|
0.195153
|
270
|
9.1
|
0.200007
|
285
|
9.6
|
0.212247
|
300
|
9.95
|
0.220905
|
Slope : 0,0006
Intersep : 0,0516
Regresi (r2) :
0,5023
Koefisien relasi (r) : 0,7087
Slope : 0,0258
Intersep : 2,47
Regresi : 0,5165
Koefisien relasi (r) : 0,7187
Dari hasil pengamatan yang diperoleh
nilai regresi dari x dan y tidak mendekati 1, yang artinya nilai akurasi data
rendah dan hubungan antara x dan y tidak begitu erat. Hal ini diakibatkan
terjadi kesalahan saat praktikum, diantaranya, mesin yang sempat mati ditengah
pemekatan sehingga harus dimulai lagi dari awal sehingga data yang didapatkan
tidak akurat. Sehingga beberapa data melenceng dari linearitas yang seharusnya.
Pengenceran
Gula
Tabel
4. Tabel Pengamatan Pengenceran Gula
Waktu (s)
|
X 0Brix
|
|
15
|
0
|
0
|
30
|
22.9
|
0.28659
|
45
|
21.2
|
0.363726
|
60
|
20.1
|
0.417007
|
75
|
19.9
|
0.427007
|
90
|
19.6
|
0.442197
|
105
|
19.1
|
0.468038
|
120
|
18.9
|
0.478565
|
135
|
18.5
|
0.499956
|
150
|
17.7
|
0.544162
|
165
|
17.6
|
0.549828
|
180
|
17.4
|
0.561256
|
195
|
17.2
|
0.572817
|
210
|
17.1
|
0.578648
|
225
|
16.5
|
0.614366
|
240
|
16.5
|
0.614366
|
255
|
15.5
|
0.676887
|
270
|
14.8
|
0.7231
|
285
|
||
300
|
13.8
|
0.793058
|
Slope : 0,0018
Intersep : 0,2276
Regresi (r2) :
0,8309
Koefisien relasi (r) : 0,9115
Slope : -0,0048
Intersep : 17,7848
Regresi (r2) :
0,0076
Koefisien relasi (r) : 0,0872
Dari hasil data yang diperoleh
terdapat baris yang kosong yaitu pada detik ke 285 yang mempengaruhi seluruh
hasil. Hal tersebut dikarenakan tidak tercatatnya/terlewatnya sampel yang tidak
dibaca atau terlewat waktunya. Maka dari itu mempengaruhi seluruh data yang ada
terutama koefisien determinan (r2) dan koefisien relasinya (r) yang
rendah diakibatkan kesalahan pengisian data.
KESIMPULAN
Dari
praktikum aliran massa stasioner dan tak stasioner baik proses pengenceran
ataupun pemekatan terjadi aliran massa tak stasioner. Pada pemekatan semakin
lama pengadukan semakin meningkat 0Brixnya dan pada pengenceran
semakin lama pengadukan semakin menurun 0Brixnya. Laju alir setiap
waktu pada sistem selalu berbeda karena peubahan waktu dan perubahan
konsentrasi larutan karena tidak selalu sama mak yang terjadi pada sistem
adalah aliran massa tak stasioner. Keeratan hubungan antara x (waktu) dengan y
(In((XF-X0)/(XF-X))) tertinggi adalah
pemekatan larutan garam dengan nilai r2 mendekati satu yaitu 0.9902
dan yang terendah pada pemekatan larutan gula yaitu 0.5023.
DAFTAR PUSTAKA
Charm, S. E. 1971. Fundamentals of
Food Engineering. AVI Publishing
Company.
Connecticut.
Heldman, D. R dan D. B Lund. 1992. Hand
Book of Food Engineering. Marcell Dexter Inc.
New York.
Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Rajagrafindo
Makfoeld, dkk. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Kanisius. Yogyakarta.
Osa Pauliza. 2008. Fisika Kelompok Teknologi Dan Kesehatan Untuk Sekolah Menengah
Kejuruan Kelas XI.
Grafindo Media Pratama.
Bandung.
Toledo, R. T. 1993. Fundamentals of
Food Processing. Chapman and
Hull. New York.
Wardana. 2008. Membuat Aplikasi
Berbasis Pendekatan Sistem dengan
Visual Basic Net
2008. PT Elex Media
Komputindo.Jakarta.
PDFnya disini
Kalau linknya bermasalah bisa komen di bawah atau kontak aku di ig ya
Tidak ada komentar: